Breaking News

Gara Gara Menolak Kegiatan Poltik Dinasti Dan Ham Di Kampus Unsultra Kini Ketua BEM Fakultas Hukum Unsultra Di Keroyok


Kendari, JPM.onenews.co.id 
Ketua Bem Fakultas Hukum universitas Sulawesi Tenggara Dianiaya karena diduga menolak Mimbar bebas politik dinasti di kampus.

Dia juga mengatakan termasuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi termasuk salah satunya adalah kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, baik itu di kalangan mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya.

Namun dalam hal kegiatan yang di laksanakan hari ini yang bertempat di Universitas Sulawesi Tenggara, yang bertajuk MIMBAR DEMOKRASI dengan tema: LAWAN POLITIK DINASTI DAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA.

Ketua BEM Leciz pun sangat menolak namanya politik dinasti maupun pelanggaran HAM namun kegiatan itu di laksanakan di luar kampus.

" Saya juga, sangat menolak yang namanya politik dinasti maupun pelanggaran HAM siapapun itu. Dan bilamana kegiatan, entah itu mau di tunggangi oleh pihak tertentu tidak ada masalah, tetapi jangan dilaksanakan di dalam lingkup kampus. Karena sudah dari jauh-jauh saya menolak kegiatan yang di maksud ". Tutur Leciz , 5/12/2023

Kemudian melihat konstalasi politik yang saat ini terjadi, dimana erat kaitannya dengan kepentingan pemilu 2024 dalam hal ini pemilihan presiden dan wakil presiden. 

Tak hanya itu, Leciz menyatakan bahwa berdasarkan dari hal tersebut besar dugaan kami berdasarkan bukti-bukti yang kami dapatkan, kegiatan tersebut kami duga kuat di tunggangi oleh kepentingan politik oknum-oknum tertentu.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, dan alasan mereka tersebut adalah sebagai berikut;

1. Kegiatan ini dilaksanakan pula di kampus-kampus di provinsi lain di Indonesia, artinya kegiatan tersebut dilaksanakan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Siapa di belakang kegiatan ini ?;

2. Penggagas kegiatan ini adalah BEM Nusantara dalam hal ini atas nama Hasir selaku koordinator Se Sulawesi. Akan tetapi di belakang Hasir tersebut ada salah satu oknum bernama Adi Maliano. Dimana juga terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud, padahal kegiatan tersebut ada Adi Maliano dimana dia bukan lagi berstatus sebagai mahasiswa di Unsultra, dan beliau sekarang berstatus sebagai kader partai politik tertentu di kota Kendari;

3. Beberapa ketua lembaga kemahasiswaan Unsultra di ajak akan tetapi mereka tidak menyetujuinya, baik itu lembaga kemahasiswaan lingkup fakultas, pun juga BEM Universitas tidak ikut andil dalam kegiatan tersebut, karena dugaan mereka erat kaitannya dengan kepentingan politik tertentu;

4.  Setelah kegiatan berlanjut ada beberapa oknum yang datang di lokasi kegiatan, dan mereka itu pihak-pihak organisasi sayap dari partai politik tertentu dan juga sahabat-sahabat dari Adi Maliano;

5. Kegiatan ini di laksanakan di dalam kampus Universitas Sulawesi Tenggara, yang seharusnya yang terlibat dalam kegiatan adalah orang-orang yang masih berstatus mahasiswa. Tetapi kenapa harus ada kader partai politik tertentu yang melaksanakan kegiatan ?;

6. Kampus kami masih menjunjung nilai-nilai idealisme sebagaimana ciri khas mahasiswa, sebagai agent pengontrol dan juga sebagai agent perubahan menuju kebaikan. Jadi saya menolak kegiatan tersebut yang mengatasnamakan mimbar demokrasi, padahal di belakangnya kami duga kuat ada kepentingan politik tertentu;

7. Besok saya menemui dan meminta klarifikasi dari pihak birokrasi Unsultra dalam hal ini Wakil Rektor 3 bidang kemahasiswaan dan Rektor Unsultra mengapa tiba-tiba kegiatan tersebut di berikan ijin di dalam kampus, karena sampai saat ini kami belum mendapat penjelasan mengapa kegiatan tersebut disetujui.

Masih Leciz, berdasarkan dugaan-dugaan ketua BEM tersebut, dirinya melakukan upaya mempertanyakan saat kegiatan sedang berlangsung, akan tetapi saat dirinya melayangkan protes pertanyaan, tiba tiba dirinya langsung di tarik dan di piting oleh salah satu penyelenggara kegiatan, yakni Hasir, kemudian di ikuti oleh beberapa peserta kegiatan serta melakukan pemukulan secara membabi buta.

Kasus ini juga telah saya laporkan ke pihak kepolisian, tepatnya di polsek baruga dan saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan/pendalaman terhadap kasus ini.

" Saya sudah laporkan ke pihak kepolisian polsek baruga untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus ini ". Ujarnya

Lanjut Ia ( Leciz ), yang jelasnya saya tetap mendesak pihak kepolisian untuk betul-betul objektif menangani kasus ini, termasuk memeriksa pihak panitia pelaksana. 

Lecis menegaskan bahwa pihak Universitas Sulawesi Tenggara juga perlu dipertanyakan hal ini, mengapa kegiatan ini kok di terima di kampus sedangkan sifatnya sensitif . 

Sampai berita ini terbit awak media belum mendapatkan klarifikasi dari pihak terkait adapun klarifikasinya akan di tayangkan di pemberitaan berikutnya

Sumber : Leciz
Red
© Copyright 2022 - JPM ONENEWS